Jangan menangis sehabis menonton video ini. Menangislah kalau kamu sudah terlambat membalas semua yang diberikan papa dan mamamu kepadamu. Selamat Menikmati:
...Anakku,
Ketika aku menjadi tua, Aku berharap engkau mengerti
dan bersabar terhadap aku.
Jika aku memecahkan sebuah piring,
atau menumpahkan sup di meja karena aku mulai rabun,
Semoga engkau tidak berteriak padaku.
Orang tua biasanya sensitif...
selalu mengasihani diri mereka jika engkau membentak mereka.
Jika pendengaranku menjadi buruk
dan aku tak bisa mendengar apa yang kamu katakan,
Semoga kamu tidak memanggilku "tuli!".
Tolong ulangi apa yang kamu katakan atau tuliskanlah.
Maafkan aku anakku....Aku bertambah tua.
Jika lutut-lututku menjadi lemah,
ku berharap engkau sabar menolongku bangun.
Sebagaimana aku biasa menolongmu
ketika kamu masih kecil, belajar untuk berjalan.
Tolonglah bersabar terhadapku.
Ketika aku mengulang-ulang seperti rekaman yang rusak,
kuharap engkau terus mendengarkanku.
Tolong jangan menertawakan aku
atau bosan mendengarkan aku.
Ingatkah engkau ketika engkau masih kecil dan menginginkan sebuah balon?
Engkau terus mengulang-ulang
sampai engkau mendapatkan apa yang kamu inginkan.
...juga tolong maafkan bau ku.
Aku berbau sebagaimana orang tua.
Tolong jangan memaksa aku untuk mandi.
Tubuhku lemah.
Orang tua sangat mudah menjadi sakit jika mereka kedinginan.
Aku berharap aku tidak memuakkanmu.
Ingatkan engkau ketika engkau masih kecil?
Aku harus mengejarmu ke mana-mana karena engkau tidak mau mandi.
Kuharap engkau bisa bersabar denganku ketika aku suka menolak.
Semua itu bagian dari menjadi tua.
Engkau akan mengerti ketika engaku menjadi tua.
And jika engkau punya sedikit waktu,
Kuharap kita bisa bicara. Bahkan jika hanya untuk beberapa menit.
Aku selalu sendiri setiap saat.
Dan tak seorangpun yang bisa kuajak bicara.
Aku tahu engkau sibuk dengan pekerjaan.
Bahkan jika kamu tak tertarik dengan ceritaku,
tolonglah luangkan waktumu untukku.
Ingatkah engkau ketika engkau masih kecil?
Aku selalu mendengarkan ceritamu tentang boneka beruangmu.
Ketika saatnya tiba
dan aku jatuh sakit dan tergeletak di tempat tidur,
Kuharap engkau bersabar mengurusku.
MAAFKANLAH AKU
Jika aku tak sengaja mengompol atau mengacaukan segalanya
Aku berharap engkau bersabar untuk merawat aku selama saat-saat terakhir dari hidupku
Bagaimanapun, aku tak akan hidup lama.
Jika saat kematianku tiba,
Aku berharap engkau memegang tanganku
dan memberiku kekuatan untuk menghadapi kematian
Dan tak usalah engkau ragu..
Saat aku bertemu Pencipta kita pada akhirnya...
akan kubisikkan di telinganya untuk MEMBERKATI engkau
Karena engkau mencintai Mama dan Papamu.
Terima kasih banyak untuk perhatianmu.
Kami mencintaimu.
banyak sayang untukmu,
Mama dan Papa
One afternoon, on a visit to his family, he had summoned up the courage to tell his father that he didn't want to become a priest. That he wanted to travel.
Friday, January 04, 2013
Thursday, January 03, 2013
Monday, December 31, 2012
Ia tak berat, ia saudaraku
Apa yang pikirkan ketika anda selesai membaca kalimat di atas? Kalimat di atas adalah judul sebuah lagu, dan banyak orang setelah membaca judul itu atau mendengarkan lagu tersebut, biasanya menginterpretasi secara berbeda.
Hits album The Hollies |
"He Ain't Heavy... He's My Brother" adalah sebuah lagu ballad yang ditulis Bobby Scott dan Bob Russell. Awalnya direkam oleh Kelly Gordon di tahun 1969, namun setahun kemudian lagu ini menjadi worldwide hit bagi kelompok The Hollies, dan kemudian menjadi hits lagi setelah dinyanyikan oleh Neil Diamond in 1970. Scott dan Russell diperkenalkan satu sama lain oleh Johnny Mercer, di sebuah nightclub di California. Walaupun Russell sedang menderita kanker lympa and bahwa keduanya hanya bertemu tiga kali, mereka bisa bekerjasama untuk menyelesaikan penulisan lagu ini.
Ada beberapa event yang sering dihubungan dengan judul lagu ini. Pertama, sebuah terbitan di tahun 1918 oleh Ralph Waldo Trine yang berjudul "The Higher Powers of Mind and Spirit" dimana ia menghubungkan anekdot-anekdot berikut ini: "Do you know that incident in connection with the little Scottish girl? She was trudging along, carrying as best she could a boy younger, but it seemed almost as big as she herself, when one remarked to her how heavy he must be for her to carry, when instantly came the reply: 'He's na heavy. He's mi brither.'"
Peristiwa lain adalah judul sebuah kolom. Editor Kiwanis magazine, Roe Fulkerson, menerbitkan sebuah kolom di bulan September 1924 dengan judul "He Ain't Heavy, He's My Brother"; yang merupakan variasi dari kata-kata yang telah muncul dalam sebuah buku sekitar tahun 1884. Dalam halaman 163 dari buku berjudul The Parablesof Jesus, James Wells menulis “No: he’s not heavy; he’s my brother.”
Father Edward J. Flanagan |
Namun yang paling punya cerita adalah hubungan antara frasa ini dengan pastor katholik Father Edward J.Flanagan, yang mendirikan Boys Town, sebuah komunitas untuk anak-anak terlantar di Omaha, Nebraska pada tahun 1917. Flanagan menemukan gambar seorang anak yang menggendong suadaranya pada majalah Louis Allis Messenger edisi Natal 1941 dengan keterangan gambar: "He ain't heavy Mr., he's my brother!" Gambar itu dibuat oleh Mr. Van B. Hooper yang kemudian menjadi editor Ideals. Gambar itu dicetak lagi pada edisi perdana Ideals di bulan Desember 1944.
Flanagan berpikir bahwa gambar itu menggambarkan semangat dari apa yang dilakukan di Boys Town kemudian ia mendapatkan izin di bulan August 1943 untuk mereproduksi gambar itu dalam bentuk berwarna dengan caption: "He ain't heavy, Father . . . he's m' brother." Flanagan untuk mendapat izin untuk membuat patung dari gambar itu. Patung dan frasa itu kemudian menjadi logi dan motto Boys Town.
Kehidupan Father Flanagan difilmkan pada tahun 1938 dengan judul Boys Town dan Spencer Tracy yang memerankan Flanagan memenangkan Academy Award untuk kategori Aktor Terbaik.
Media massa US juga
pernah menghubungkan frasa ini dengan veteran perang Vietnam. Konon, sang prajurit
dan kompinya memasuki sebuah desa yang baru saja dibombardir. Seorang anak
kecil sedang menggendong jenazah seorang anak yang lebih kecil menjauh dari
desa yang sedang terbakar. Seorang prajurit bertanya kenapa anak itu apakah
jenazah itu tidak berat. Anak itu menjawab: "Ia tidak berat, ia adalah
saudaraku.”
Mengapa lagu ini
menimbulkan banyak interpretasi? Bahkan judulnya saja akan menimbulkan beragam
tafsiran. Walaupun tafsiran-tafsiran itu sah saja, pertanyaannya adalah
mengapa?
Frasa itu sebenarnya adalah sebuah figure of speech yang disebut paraprosdokian. Dalam figure of speech ini bagian kedua dari statement adalah sebuah kejutan yang tak terduga sehingga membuat pendengar untuk menafsirkan kembali bagian pertama dari statement itu. Tehnik ini biasanya digunakan dalam effect dramatisasi atau efek lelucon, kejutan yang membuat orang tertawa karena tak mengira maknanya akan begitu. Karena itulah, tehnik ini sangat populer di kalangan para komedian atau satirist. Kalau ada sering mendengar mob Papua yang selalu membuat kejutan di akhir cerita, akan akan mengerti maksudnya.
Kebanyakan orang akan menempatkan diri mereka pada situasi itu atau setidaknya mencoba mengerti situasi itu. Imajinasi kita akan beranjak ke banyak hal yang bisa berhubungan dengan seorang yang mengendong saudaranya. Entah mengendongnya dalam keadaan mati atau hidup, entah menggendongnya karena cacat, sakit atau lapar. Entah menggendongnya karena lelah berjalan dan tak ada tumpangan bagi mereka, entah sedang kelaparan atau kedinginan. Entah menggedong peti jenazah orang yang dikasihi, entah menggendong dalam pengertian metaforikal. Itulah kekuatan dari paraprosdokian ini.
Kembali ke cerita lagu di atas. Selain versi yang dinyanyikan The Hollies dan Neil Diamond, beberapa minggu lalu sekelompok musisi dan celebriti yang tergabung dalam The Justice Collective merekam sebuah versi lagu ini untuk beragam charity group yang berkaitan dengan Hillsborough disaster, sebuah bencana sepakbola di tahun 1989 yang kemudian merubah wajah manajemen keamanan dalam sepakbola Inggris selamanya. Para celebriti itu antara lain Robbie Williams, Paul McCartney, Paul Heaton dan mantan pelatih Liverpool Kenny Dalglish. Sampai notes ini saya tuliskan, lagu ini yang direlease 17 Desember 2012 ini masih menempati puncak tangga lagu di UK. Dalam pengertian tertentu, bagian terkahir dari tulisan ini adalah sebuah "paraprosdokian". Anda mengira saya bicara tentang sebuah lagu lama yang tak relevan lagi, namun sebenarnya lagu ini tetap relevan.
Selamat Natal dan Tahun baru, selamat menikmati versi Robbie William cs di bawah ini. Perhatikan bahwa di akhir video ini ada nama-nama mereka yang menjadi korban pada Hillsborough disaster. Masih ingatkah kita akan nama dua orang yang meninggal di Gelora Bung Karno pada saat SEA Games November 2011? Mungkin kita terbiasa melupakan sejarah, dan karena itu kita sering dihukum untuk mengulanginya:
The road is long
With many a winding turn
That leads us to who knows where
Who knows when
But I'm strong
Strong enough to carry him
He ain't heavy, he's my brother
So on we go
His welfare is of my concern
No burden is he to bear
We'll get there
For I know
He would not encumber me
He ain't heavy, he's my brother
If I'm laden at all
I'm laden with sadness
That everyone's heart
Isn't filled with the gladness
Of love for one another
It's a long, long road
From which there is no return
While we're on the way to there
Why not share
And the load
Doesn't weigh me down at all
He ain't heavy, he's my brother
He's my brother
He ain't heavy, he's my brother..
Subscribe to:
Posts (Atom)