Engkau dan ibumu pergi
ke timur keduanya, ke mana seharusnya akupun pulang
Jauh di atas awan kau dan ibumu terbang
di mana matahari selalu bersinar
dan mendung adalah keindahan
Hujan siang ini
Di sini, di terminal tua ini
aku duduk bersama segala kekisruhan Bandar udara ibukota
Seminggu begitu cepat rasanya
dan aku tak bisa menahan waktu
atau merombak jadwal kehidupan
Hujan siang ini
Aku jauh dari rumah
dan aku tak bisa ke mana-mana
Engkau dan ibumu akan tiba dalam waktu empat jam
Empat jam yang hanya bisa kudapat setahun sekali
Aku bisa saja menelponmu dan ibumu setiap saat
tapi itu tak sama dengan bagaimana engkau menarik tanganku tanpa kata-kata
memintaku bermain bersamamu
Hujan siang ini
Terminal tua ini selalu bersamaku
Tapi aku tak mungkin melompat ke atas jet plane
selaiknya sehari-hari aku melompat ke atas kereta tua
aku di jalanku sendiri siang ini
dan aku sangat merindukan orang-orang terkasih
hujan siang ini
Ibumu bilang selepas chek-in
kau terus mengulang kalimat “cali papa, cali papa”
Papa tak akan pulang malam ini sayang,
tidurlah di pelukan ibumu dan jangan nantikan papa
Hujan siang ini
Bob Schneider mengalunkan irama darah muda tentang Tokyo
tapi ku ingat Kupang,
Kupang "is not far enough away, to where I wanna be, today"
Bob Marley mengingat Babylon dalam irama religious Rastafarian
tapi hatiku di Kupang
“One bright morning when my work is over, I will fly away home”
Serpong, March 20, 2011
No comments:
Post a Comment