Saturday, December 08, 2012

River of Dream




SAYA lupa kapan saya pertama kali mendengarkan lagu ini, yang jelas saya familiar dengan iramanya. Selain itu saya menyukai refreinnya: “in the middle of the night” terutama dengan backing vocal yang mendayu. Entah mengapa saya tidak menaruh perhatian kepada lagu ini sejak dulu. Mungkin karena ketika saya pertama kali mendengarkannya, bahasa Inggris saya baru sepatah dua kata sehingga saya tidak menyimak.  

Baru beberapa minggu lagu, saya menemukan lagu ini lagi, terima kasih kepada YouTube. Saya mendengarkannya sekali, dua kali dan berkali-kali. Saya mengerti sekarang arti syairnya dan mengerti setiap kata. Saya suka pausing-nya dan kesunyian sebelum Billy Joel melanjutkan: ... in the middle of the night". Saya suka athmosfir lagunya. Sedikit hitam dan misterius tetapi sekaligus kudus.

In the middle of the night
I go walking in my sleep
From the mountains of faith
To the river so deep
I must be lookin' for something
Something sacred i lost
But the river is wide
And it's too hard to cross
even though I know the river is wide
I walk down every evening and stand on the shore
I try to cross to the opposite side
So I can finally find what I've been looking for.

In the middle of the night
I go walking in my sleep
Through the valley of fear
To a river so deep
I've been searching for something
Taken out of my soul
Something I'd never lose
Something somebody stole

I don't know why I go walking at night
But now I'm tired and I don't want to walk anymore
I hope it doesn't take the rest of my life
Until I find what it is I've been looking for
(Three beat Pause)
In the middle of the night
I go walking in my sleep
Through the jungle of doubt
To the river so deep
I know I'm searching for something
Something so undefined
That it can only be seen
By the eyes of the blind
In the middle of the night
(break)

I’m not sure about a life after this
God knows I've never been a spiritual man
Baptized by the fire, I wade into the river
That is runnin' through the promised land
(Long Five beat Pause)

In the middle of the night
I go walking in my sleep
Through the desert of truth
To the river so deep
We all end in the ocean
We all start in the streams
We're all carried along
By the river of dreams
In the middle of the night




Hidup kadang merupakan satu mistery. Existensi kita adalah sebuah tanda tanya besar. Kenapa kita di sini? Apa tujuan hidup kita? Kita lahir, hidup dalam jangka waktu tertentu di alam raya ini, lalu kita mati. Lalu orang lain lagi lahir dan memulai lingkaran kehidupan yang sama, begitu seterusnya.

Banyak yang tak peduli, tetapi banyak yang juga yang bertanya mengapa kita di sini? Banyak yang mencari jawaban ke mana-mana tapi tak menemukan apa-apa. Ada yang merasa menemukan jawaban tetapi pada saat yang sama masih ragu. Ada yang menipu diri dan merasa telah menemukan semua jawaban.
Ya, bagaikan berbicara kepada diri kita sendiri dalam moment-moment yang menentukan dalam hidup kita, siapakah sebenarnya diri kita di dunia yang tak berakhir dan berkesudahan ini.

Kadang kita merasa ada yang hilang dari diri kita dan kita tidak tahu apakah yang hilang itu. Kita mulai mencari tapi tak tahu apa yang kita cari. Seperti kata Billy Joel, kita mencari dari gunung-gunung iman yang tinggi ke sungai yang begitu dalam dan gelap. Sesuatu yang sakral yang telah hilang dari diri kita. Tapi sungai itu terlalu luas dan arusnya terlalu keras untuk disebrangi.
Walau kita tahu sungai itu dalam dan deras, kita tetap ingin mencari juga. Setiap malam kita turun ke sungai, berdiri di pinggir sungai. Mencoba mencari jalan untuk menyebrang.

Kadang di tengah malam, kita berjalan dalam tidur kita. Meliwati lembah ketakutan, ke sungai yang sangat dalam itu. Kita terus mencari sesuatu yang diambil dari jiwa kita itu. Sesuatu yang tak pernah hilang sebelumnya namun sekarang telah dicuri orang. Kita tidak tahu mengapa kita selalu berjalan di tengah malam.

Kadang kita merasa sudah terlalu lelah untuk mencari dan tak mau berjalan lagi. Kita berharap agar pencarian kita itu tidak berlangsung sepanjang sisa hidup kita. Malam-malam panjang di mana  kita berjalan dalam tidur kita kiranya segera berakhir. Agar kita tidak selalu melewati rimba keraguan, menuju sungai yang begitu dalam. Terus mencari sesuatu, sesuatu yang tak bisa didefinisikan. Sesuatu yang hanya bisa dilihat oleh mata orang buta.

***

Walaupun beberapa kali Billy Joel mengatakan dirinya atheis, latar belakang Yahudinya membuat ia mampu menggunakan symbolisme Yahudi dan Alkitab dalam lagu-lagunya, termasuk lagu ini. Misalnya ketika ia bilang bahwa ia semakin tidak yakin dengan kehidupannya, lalu ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa Tuhan tahu ia bukan orang yang spiritual, yang dibaptis oleh api, berjalan ke dalam sungai yang mengalir meliwati tanah perjanjian.

Namun saya lebih setuju bahwa apapun konteks terciptanya sebuah lagu, kadang lagu itu mempunyai arti yang berbeda bagi setiap orang yang punya pengalaman hidup yang berbeda. Interpretasi dari sebuah lagu harus dimulai dan diakhiri pada diri setiap pendengar.

Karena itu lebih baik kita tidak menghancurkan makna lagu ini dengan cepat-cepat memberi makna religius bagi lagu ini. Sebab walupun lagu ini kaya dengan symbolisme dan mystisism Yahudi, kehebatan lagu ini justru terletak pada terbukanya kemungkinan interpretasi kepada makna universal dari pergumulan batin manusia. Seluas sungai yang dalam dan gelap, demikianlah luasnya dan dalamnya percarian, ketakutan dan pergumulan kita. Banyak orang pernah merasakan malam-malam kelam tiada berkesudahan, malam-malam dimana mata tak bisa dipejamkan. Malam-malam penuh mimpi-mimpi yang kelam dan gelap. Malam-malam itu adalah malam semua orang. Kita semua berjalan meliwati gurun-gurun kebenaran, gunung-gunung iman namun sama-sama berakhir di samudra.

We all end in the ocean, we all start in the streams
We're all carried along, by the river of dreams. In the middle of the night

Terima kasih Joey untuk lagu yang begitu indah dan penuh pergumulan. 

Friday, December 07, 2012

Pacquiao-Marquez IV



It’s absolutely true that if Joe Cortez had called the fight off after the third knock down, nobody would have criticized him and the idea that we would have the subsequent fight between these two great fighters would be far-fetched. Probably we wouldn’t have had Paquiao-Marquez two, three, and now four. But life is funny and so many things that happened in sports could go either way at a given time.

Three bouts, 36 rounds, 108 minutes of fighting have left these two men very much still in dispute. And in a cord on just one matter. Another meeting in the ring was required to settle the tale of Pacquiao and Marquez. A fourth collision is the only solution that remain.

Sunday, December 02, 2012

"Hidup pasti sangat murah di sana!": Multatuli tentang Pulau Rote

Tahukah anda bahwa Eduard Douwes Dekker alias Multatuli pernah menulis tentang Rote dalam novelnya Max Havelaar? 


Dalam novel abad 19 yang berpengaruh tentang Hindia Belanda itu, sebuah bagian yang mencurigakan muncul. Seorang tokoh dalam novel itu, Batavus Drystubble, seorang broker kopi dari Amsterdam, mendapat sebundel koleksi aneh manuscript dari seorang bernama Scraftman (lihat Max Havelaar, Bab IV ). Scraftman menggambarkan dirinya sebagai seorang pujangga dan penulis yang telah banyak berpikir, bekerja dan melihat.

Walaupun Drystubble yang aslinya seorang bisnisman dan pedagang kopi tidak tertarik dengan pemberian ini namun ia mau juga menelusuri halaman-halaman koleksi ini. Seperti disertasi dari sebuah universitas modern, koleksi itu memuat essay dari berbagai topik: Asal-usul aristokrasi, asal usul negara Russia, tentang mithologi Icelandia, tentang penemuan baju zirah, tentang arsitektur orang Moor, tentang wayang China, tentang theori populasi Malthus dalam hubungannya dengan subsistensi dst. Si Drystubble selalu memberi komentar atas list ini, antara lain misalnya dia menulis: "sudah kubilang kan bahwa daftar ini aneh".

Di antara daftar panjang itu ada satu entri yang menarik perhatian Drystubble: "tentang orang-orang yang tidak makan di pulau Rote dekat Timor." Bagi mereka yang tahu tentang Rote, judul ini tentu mengacu kepada kenyataan bahwa orang Rote meminum kebanyakan dari makanan mereka daripada memakannya. Pagi-pagi anak gembala misalnya, bawa gula aer untuk sarapan siangnya, minum tuak waktu pagi dan sore, minum susu kerbau atau kambing, makan lawar dengan minum gula, minum laru obat, atau kebiasan rebus-rebus ala pesta orang Rote.

Namun Drystubble menerjemahkannya secara berbeda. Menurutnya, orang-orang Rote adalah orang-orang yang bisa menghindari kemahalan dan masalah makan. Dengan coretan pensilnya dia menambahkan ke daftar itu: "Hidup pasti murah di sini."

Antropolog terkenal James J. Fox kemudian mengangkat thema ini sebagai pembukaan dari bukunya yang terkenal "Harvest of the Palm: Ecological Change in Eastern Indonesia." (Harvard, 1977). Fox menyebut bukunya itu sebagai semacam pengganti dari imaginasi Scrafman tentang manuscript-manuscript itu.
Kalau Scrafman cuma bisa berimajinasi, Fox datang sendiri ke Rote bersama istrinya dan tinggal di Rote tahun 1965-1966, tepatnya di rumah Mias Kiuk di Ufa Len, Termanu selama beberapa tahun. Fox diangkat anak oleh daelangak Stephanus Adulanu, dan Raja Ernst Amalo menyebutnya sebagai anak dari saudara perempuannya. Jadi Fox menganggap Raja Ernst-- yang kemudian menjadi Camat Rote Tengah-- sebagai to'o nya. (Fox, 1989).

Stephanus Adulanu, yang biasa dipanggil Meno Tua, karena dia adalah daelangak dari klan Meno, meninggal 30 Maret 1970, dan Fox kembali ke Rote pada bulan September 1972. Setelah disetujui oleh 'saudara tua'nya Ayub Adulanu, atas usulan Fox didirikanlah sebuah tutus untuk mengenang ayah angkatnya itu. Saat itu ritual pendirian tutus sudah ditinggalkan oleh orang Rote karena dianggap kafir oleh gereja tetapi Fox berhasil meyakinkan pihak keluarganya dan pihak keluarga  to'o huk-nya Ernst Amalo untuk mendirikan tutus  itu.

Ritual pendirian tutus adalah pendirian monumen yang terbuat dari kayu dengan landasan batu yang diperuntukkan untuk mengenang tokoh penting yang telah meninggal. Fox (1971) menjelaskan , bahwa:


"All Rotinese rituals of the life-cycle are explicitly phrased in a botanie idiom that draws multiple metaphoric analogies between human life and the growth of specific plants. Thus a single idiom encompasses both human and agricultural rituals."

Akhirnya setelah meliwati persiapan yang panjang, bahkan melalui perdebatan dalam sidang gereja, akhirnya tutus itu didirikan dan diberi nama Dale Sue (Hati Sayang) pada 30 Juni 1973. Pada Hari yang sama, saya dilahirkan di Metina, Baa, beberapa kilometer dari tempat tutus itu didirikan.

Kita kembali sejenak ke reaksi Fox soal imajinasi Scrafman bahwa "orang Rote yang meminum makanannya".  Bagi Fox, kenyataan bahwa orang-orang di pulau di sudut bagian timur Indonesia itu kebanyakan meminum makanannya daripada memakannya adalah fakta sosial yang tidak biasa dan menarik. Tetapi bahkan jauh lebih menarik lagi bahwa orang Rote -- dan tetangga mereka orang Sabu, harus memperoleh keunggulan ekonomi mereka dari kondisi subsisten yang tidak biasa. (Fox, 1977: 3).


Sebagai orang Rote, kita mungkin tidak melihat keunggulan ekonomi (dalam bahasa Fox "economic advantage") yang telah dicapai orang Rote itu karena kita lahir dan besar di pulau itu, lahir dengan gula aer, gula nira, makan rumput laut, makan ikan panah langsing di laut, minum laru, makan pagi kering dan padi basah, piara sapi, kambing dan domba, punya sawah dan mamar.

Tapi bagi bagi orang yang mempunyai sedikit pengetahuan yang luas tentang sejarah sosial orang Rote - dan Sabu, akan cukup terpesona bagaimana orang-orang dari dua pulau kecil dan kering itu bukan hanya survive tetapi mampu membawa diri mereka sebagai pemain utama sejarah sosial di Timor dan sekitarnya. Kalau sekarang banyak yang melihat penurunan dalam partisipasi dan peran orang Rote, itu lain cerita. Tapi kalau mau lihat sejarah secara utuh, bagi saya sungguh luar biasa peran orang Rote dan ini saya sadar bukan sekedar romantisme untuk memuji-muji orang Rote!.

Bibliography

Fox, James, Harvest of the Palm: Ecological Change in Eastern Indonesia." Harvard, 1977.
Fox, James, "The Aroma of the Name, The Celebration of A Rotinese Ritual of Rock and Tree", dalam Rituals and Socio-Cosmic Order in Eastern Indonesian Societies; Part I Nusa Tenggara Timur 145 (1989), no: 4, KITLV Leiden, hal. 520-522.
Fox, James, 'Sister's child as plant: Metaphors in an idiom of consanguinity', in: R. Needham (ed.), Rethinking kinship and marriage, pp.219-52. London, 1971: Tavistock.
Multatuli [Eduard Douwes Dekker], Max Havelaar, Rotterdam: Elsevier, 1881.


Saturday, November 24, 2012

Why I love Leonard Cohen



Leonard Cohen - Old Ideas (2012)
Track Listing
01 00:00 "Going Home"
02 03:48 "Amen"
03 11:22 "Show Me the Place"
04 15:30 "Darkness"
05 19:59 "Anyhow"
06 23:06 "Crazy to Love You"
07 26:10 "Come Healing"
08 29:00 "Banjo"
09 32:20 "Lullaby"
10 37:01 "Different Sides"


"Going Home"

I love to speak with Leonard
He’s a sportsman and a shepherd
He’s a lazy bastard
Living in a suit


But he does say what I tell him
Even though it isn’t welcome
He just doesn't have the freedom
To refuse

He will speak these words of wisdom
Like a sage, a man of vision
Though he knows he’s really nothing
But the brief elaboration of a tube

Going home
Without my sorrow
Going home
Sometime tomorrow
Going home
To where it’s better
Than before

Going home
Without my burden
Going home
Behind the curtain
Going home
Without the costume
That I wore

He wants to write a love song
An anthem of forgiving
A manual for living with defeat

A cry above the suffering
A sacrifice recovering
But that isn’t what I need him
To complete

I want him to be certain
That he doesn’t have a burden
That he doesn’t need a vision
That he only has permission
To do my instant bidding
Which is to say what I have told him
To repeat

Going home
Without my sorrow
Going home
Sometime tomorrow
Going home
To where it’s better

Than before
Going home
Without my burden
Going home
Behind the curtain
Going home
Without this costume
That I wore

Going home
Without the sorrow
Going home
Sometime tomorrow
Going home
To where it’s better
Than before

Going home
Without the burden
Going home
Behind the curtain
Going home
Without this costume
That I wore

I love to speak with Leonard
He’s a sportsman and a shepherd
He’s a lazy bastardLiving in a suit

"Amen"

Tell me again
When I’ve been to the river
And I’ve taken the edge off my thirst
Tell me again
We’re alone and I’m listening
I’m listening so hard that it hurts
Tell me again
When I’m clean and I’m sober
Tell me again
When I’ve seen through the horror
Tell me again
Tell me over and over
Tell me that you want me then
Amen…

Tell me again
When the victims are singing
And the Laws of Remorse are restored
Tell me again
That you know what I’m thinking
But vengeance belongs to the Lord
Tell me again
When I’m clean and I’m sober
Tell me again
When I’ve seen through the horror
Tell me again
Tell me over and over
Tell me that you love me then
Amen…

Tell me again
When the day has been ransomed
And the night has no right to begin
Try me again
When the angels are panting
And scratching at the door to come in
Tell me again
When I’m clean and I’m sober
Tell me again
When I’ve seen through the horror
Tell me again
Tell me over and over
Tell me that you need me then
Amen…

Tell me again
When the filth of the butcher
Is washed in the blood of the lamb
Tell me again
When the rest of the culture
Has passed through the Eye of the Camp
Tell me again
When I’m clean and I’m sober
Tell me again
When I’ve seen through the horror
Tell me again
Tell me over and over
Tell me that you love me then
Amen…

"Crazy to Love You"

I had to go crazy to love you
Had to go down to the pit
Had to do time in the tower
Begging like crazy to quit

I had to go crazy to love you
You who were never the one
Whom I chased through the souvenir heartache
Her braids and her blouse all undone

Sometimes I'd head for the highway
I'm old and the mirrors don't lie
But crazy has places to hide in
That are deeper than any goodbye
[ Lyrics from: http://www.lyricsty.com/leonard-cohen-crazy-to-love-you-lyrics.html ]
I had to go crazy to love you
Had to let everything fall
Had to be people I hated
Had to be no one at all

I'm tired of choosing desire
I've been saved by a blessed fatigue
The gates of commitment unwired
And nobody trying to leave

Sometimes I'd head for the highway
I'm old and the mirrors don't lie
But crazy has places to hide in
That are deeper than any goodbye

Had to go crazy to love you
You who were never the one
Whom I chased through the souvenir heartache
Her braids and her blouse all undone 

"Banjo"

There’s something that I’m watching
Means a lot to me
It’s a broken banjo bobbing
On the dark infested sea

Don’t know how it got there
Maybe taken by the wave
Off of someone’s shoulder
Or out of someone’s grave

It’s coming for me darling
No matter where I go
Its duty is to harm me
My duty is to know

There’s something that I’m watching
Means a lot to me
It’s a broken banjo bobbing
On the dark infested sea


"Lullaby"

Sleep baby sleep, 
The days on the run 
The wind in the trees is talking in tones 
Lullaby 

If your heart is torn 
I don't wonder why 
If the night is gone 
Is my lover there 
Is my lover there 

Well the mouse eats the crumb, 
Then the cat eats the crumb. 
Now they've fallen in love, 
Then they're talking in tones 

If your heart is torn 
I don't wonder why 
If the night is gone 
Is my lover there 
Is my lover there 

Sleep baby sleep, 
There's the morning to come, 
The winds in the trees, 
They're talking in tones.


"Different Sides"

We find ourselves on different sides 
Of a line nobody drew 
Though it all may be one in the higher eye 
Down here where we live it is two 

I to my side call the meek and the mild 
You to your side call the Word 
By virtue of suffering I claim to have won 
You claim to have never been heard 

Both of us say there are laws to obey 
Yeah, but frankly I don't like your tone 
You want to change the way I make love 
(But) I want to leave it alone 

The pull of the moon, the thrust of the sun 
Thus the ocean is crossed 
The waters are blessed while a shadowy guest 
Kindles a light for the lost 

Both of us say there are laws to obey 
But frankly I don't like your tone 
You want to change the way I make love 
(But) I want to leave it alone 

Down in the valley the famine goes on 
The famine up on the hill 
I say that you shouldn't, you couldn't, you can't 
You say that you must and you will 

You want to live where the suffering is 
I want to get out of town 
Come on, baby, give me a kiss 
Stop writing everything down 

Both of us say there are laws to obey 
Yeah, but frankly I don't like your tone 
You want to change the way I make love 
(But) I want to leave it alone 

Both of us say there are laws to obey 
Yeah, but frankly I don't like your tone 
You want to change the way I make love 
(But) I want to leave it alone...





Monday, November 19, 2012

Suu Kyi: I never felt that I was not free

Mendengar pidato Aun San Suu Kyi di  Sorbonne pada 28 Juni 2012 ini tiba-tiba membuat saya berpikir tentang video game, calculator, komputer and segala kemudahan yang dimiliki kita dan anak-anak jaman sekarang. Kadang saya membayangkan kalau tidak ada calculator dan saya harus menghitung sesuatu dalam waktu yang sangat singkat dalam situasi yang sangat genting dengan konsekwensi nyawa saya, apakah saya akan survive? Kemudahan jaman modern dengan segala fasilitas dan kemudaan telah membua banyak di antara kehilangan apa yang disebut Suu Kyi dengan "inner resources".

Pidato ini mengingatkan kita akan esensi pendidikan yang sebernarnya yaitu mengasah inner resources kita agar dalam kondisi yang sulit kita tidak hanya survive tetapi terus bertumbuh. Terlalu banyak pendidikan yang menghasilkan banyak mediocre karena kemudahan yang tersedia. Saya teringat seorang kepala sekolah pendidikan pertanian di Naibonat, Kupang yang pernah dengan sangat sinis mengatakan: "kerbau pun kalau disekolahkah akan mendapat ijazah."

Berikut ini adalah transkrip dari pidato Aung San Suu Kyi pada bagian awal video ini:

"..One of the things that help me to pass these years with equanimity was my curiosity. I was always wanting to know more, about what was happening to the world around me and to myself as well. And however small the world may be, even if its confined to one house or even to one room, there is always something of interest could going on. And because of these interests I never felt that I was not free. I have sometimes felt somewhat unreal, because I was not in contact with the rest of the world, but I never felt that I was not free because my mind was free to think. And to think about new things. Everyday day it seems to me that there were new things to think about.

I practice meditation during those years, and this teaches you a lot about yourself. You should try to sitting very quietly for about 20 minutes and not thinking, it very difficult not to think. And then you realized what your mind is really like. And little by little, because you know more about yourself,  you are more sensitive to what is going on around you. And of course I was lucky enough to have a radio to listen to, and books to read.
All of us need inner resources at some time or the other. If you are lucky you may not have to depend on them too much. But circumstances around you are such that your life is restricted in certain ways then you have to fall back on your inner resources. And I think that's what education should be about: to built up your inner resources so that whatever circumstances you may find yourself, you will be able, not just to survive but to grow. Because life is about growing. Its not about remaining static. Its about learning new things every day, even if just something about yourself, or something about the room in which you are forced to be.

So I hope that all of you today will help me to learn new things in the next hour and a half, or perhaps less. And that the questions that you ask me will help me to ask questions about our situation in Burma. Because question lead to other question. Some have asked me: "Aren't you bored with people asking the same question again and again?" Its not quite like that, people put their questions in different ways. And sometimes, even the same questions can provoke new insides into the issue that they are addressing. I look very much forward to the questions that you will put to me. And I hope that they will as interesting for you as I am sure you questions will be to me, that my answer should be as interesting as your question will be to me. Thank you." 


Pidato ini sangat menarik dan sangat asli, dan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaanpun sangat bagus. Selain itu, ia sangat sangat eloquent dalam bahasa Inggris dan juga sangat influence dalam bahasa Prancis. 

Sunday, November 18, 2012

Sasando memanggil



Seorang pemain alat musik tradisional dari pulau Rote, A.A. Malelak, memainkan sebuah lagu tradisional "Batu Matia" dengan alat musik tradisional Rote, Sasando. Informasi tentang Sasando bisa dilihat di sini : http://en.wikipedia.org/wiki/Sasando

Friday, November 16, 2012

Lagu tidur buat anakku

Billy Joel itu seorang genius. Mendengarkan lagu ini, bila aku bukan seorang ayahpun aku akan merasakan apa yang dirasakan semua ayah yang akan berpisah dari anaknya. Perpisahan dengan anak itu, mungkin karena anak-anak beranjak dewasa, mungkin karena perceraian, mungkin karena tugas atau bencana-- memang tidak mudah.

Tapi aku adalah seorang ayah. Seorang yang berpisah dengan anak-anakku yang masih kecil.

Akupun membayangkan sejumlah hal ketika mendengarkan lagu ini: aku membayangkan kedua anak laki-lakiku ketika mereka menikah dan mereka memilih lagu ini sebagai lagu dansa mereka dengan ibu mereka. Ibu mereka akan memeluk bocah kecilnya untuk terakhir kalinya dan mengingat semua kenangan indah masa kecil bersama mereka. Aku teringat ibuku yang harus melepaskan aku sejak aku berusia enam bulan tinggal jauh bersama kakek dan nenekku karena kesulitan hidup keluarga kami. Aku membayangkan ayahku yang tak pernah memanjakan kami namun jauh di dalam lubuk hatinya aku tahu dia sangat mencintai enam orang anak laki-lakinya.

Aku membayangkan masa kecilku yang indah di rumah nenek dan kakekku dan bagaimana aku sangat berat meninggalkan mereka untuk kembali berkumpul bersama ayah, ibu dan saudara-saudaraku. Aku membayangkan ayahku menangis saat aku membawa istri dan anakku yang masih kecil meninggalkan ayah yang dalam keadaan sakit keras. Itulah terkahir kali aku bertemu ayahku. Aku pulang ke rumah setahun kemudian hanya untuk menemui jenazahnya terbaring kaku di rumahnya.

Aku mengingat ibuku melepasku hampir siang ketika aku akan pergi ke belahan dunia yang lain. Ia hanya berkata: "berangkatlah, bukankah ayahmu telah mengajarkan agar kalian kuat menghadapi kehidupan sejak kalian masih kecil?" Aku mengerti apa yang ibuku katakan, dan ia kelihatannya begitu tegar, setegar tahun-tahun ia mendampingi ayahku meliwati masa-masa sulit kehidupan keluarga kami. Jauh di lubuk hatinya messtilah ia cukup kuat untuk menerima bahwa anak-anaknya telah punya hidup sendiri.

Aku teringat malam-malam di mana aku punya waktu untuk meninabobokan anakku, menyanyikan lagu-lagu Rote yang sering dinyanyikan ayahku ketika kami masih kecil. Jauh dari keluarga, jauh dari kampung halaman di negeri di mana kami sering merasa tak aman di rumah sendiri. Masa-masa yang tak ingin kulupakan, masa-masa yang membuat aku lemah sekaligus kuat karena anak-anakku ada di sekitarku.



Lagu ini juga mengingatkan saya akan setiap anak yang pernah aku ketahui, menangis tapi tak pernah bisa kupeluk. Aku teringat anak-anak yang terpisah dengan ayah atau ibu mereka karena perceraian orang tua mereka, atau karena kematian orang tua mereka.

Aku teringat orang tua yang kehilangan anak mereka sebelum waktunya, harusnya anak-anak mereka yang menguburkan mereka tetapi sebaliknya merekalah yang menguburkan anak-anak mereka. Teringat anak-anak yang tak pernah merasakan kasih sayang orang tua karena, anak-anak terbuang, anak-anak yang mengalami kekerasan, anak-anak yang dibuang orang tua mereka, anak-anak yang tak bisa menikmati masa kecilnya karena harus melakoni tanggungjawab sebagai orang dewasa sebelum waktunya. Kepada semua anak di dunia. Lagu ini mungkin tak akan menyembuhkan luka mereka namun mengutarakan dengan manis sejuta perasaan yang mungkin tak bisa diungkapkan oleh orang yang merasakan nya.



Lullabye ini mengatakan sejuta kata yang kita inginkan diketahui oleh mereka yang kita cintai. Stanza terakhir menawarkan harapan dan janji yang jarang kita temui di hari-hari dewasa ini.

"Someday your child may cry
And if you sing this lullabye
Then in your heart
There will always be a part of me"

Sebuah stanza yang sempurna...Lagu yang luar biasa dan sangat berarti bagi saya. Semoga andapun menghargai lagu ini.

Friday, November 09, 2012

Lupakanlah hidup sejenak

KETIKA mendengarkan lagu ini rasanya ingin duduk bersama seorang teman baik, dengan sebotol whiskey sejenak melupakan kehidupan. Ya, melupakan kehidupan.

Dalam lagu ini, Billy Joel sebenarnya mau mengatakan bahwa walaupun dua orang punya kesusahan sendiri, namun selalu ada yang sama diantara mereka: kesepian, dan mendapati seseorang yang mengerti kesusahan kita, mengenal seseorang yang bisa mengerti anda merespon anda dari pengalamannya sendiri, selalu meringankan beban anda.

"Piano Man" adalah lagu terbaik Billy Joel karena lagu ini berbicara langsung ke jiwa setiap orang yang mendengarkan. Kita semua merasa kesepian, melihat orang lain kesepian, mencoba untuk keluar dari kesepian dan kesusahan kita. Kita adalah pelaut yang kandas di pekerjaan yang mungkin tidak kita inginkan lagi.  Kita adalah pak tua yang terjebak dalam pakaian orang muda, kita adalah novelist yang bekerja keras dan orang lain yang mencicipi hasilnya, kita adalah pelayan yang bergelar sarjana politik, kita adalah businessman yang ditipu. Kita adalah pegawai rendahan yang dibayar murah, kita tersesat dan ingin rasanya menyandarkan kepala sebentar agar bisa menemukan kembali diri kita.


"Piano Man" adalah penceritaan kembali secara fiksi dari pengalaman Billy Joel sebagai seorang penyanyi piano-lounge pada Executive Room di Los Angeles, dan Billy Joel pernah menyatakan bahwa semua tokoh dalam lagu itu didasarkan pada tokoh nyata. Billy Joel pindah dari New York ke L.A. untuk merekam album pertamanya, Cold Spring Harbor yang tidak sukses, sebagian besar dikarenakan kesalahan mastering oleh sang producer di Family Productions, label pertama Billy Joel. 

Setelah pengalaman  buruk ini, Joel ingin meninggalkan kontraknya dengan Family Productions dan bergabung dengan Columbia Records, namun kontrak yang telah ia tandatangani tidak memudahkan hal itu. Lalu Joel mengatakan bahwa ia “bersembunyi” di sebuah bar, perform dengan nama Bill Martin, sementara para pengacara di Columbia Records mencoba untuk mengeluarkannnya dari kesepakatan kontrak sebelumnya. Pengalaman pribadinya dengan kegagalan album pertamanya dan frustrasi profsionalnya pada saat itu tercermin dalam mimpi-mimpi yang gagal dari tokoh-tokoh dalam lagu ini.

Bar dalam lagu ini adalah bar yang benar-benar ada. Sang bartender sendiri adalah bartender sungguhan, Paul sungguh-sungguh bicara kepada Davy yang sungguh kebetulan adalah seorang pelaut (Davy the navy). Pelayan yang belajar politik adalah istri pertama Billy. Bar itulah tempat mereka pertama bertemu... juga dimana para pengujung biasa memanggilnya ‘the piano man.’
Para pengunjung bar juga bilang kepada Billy bahwa dia terlalu bagus untuk bermain di sebuah bar.

Karena itulah mereka bilang “man, what are you doin’ here?”.  Ini adalah sebuah ungkapan yang biasa kita dengar terhadap orang-orang berbakat yang menjadi perfomer di kota kecil, gedung pertunjukkan kecil, bar kecil padahal mereka seharusnya mendapatkan kesempatan yang lebih baik.

Dengan mengatakan itu, orang sebenarnya mau bilang, “anda terlalu bagus untuk bermain di kota kecil semacam ini. Anda seharusnya adalah seorang seniman kelas dunia atau setidaknya anda sama hebatnya dengan seorang performer terkenal yang pernah kami lihat.” Pertarungan hidup sang pianis seharusnya meningkat ke level berikutnya.

Namun nyatanya orang-orang duduk di bar dan “put bread in my jar.”  Mereka memberi uang. Jika engkau punya uang maka engkau punya roti, engkau punya sesuatu untuk membeli makanan, atau roti.



Pertanyaan itu juga mengandung ironi: mengapa sang piano man berada di bar bersama-sama dengan orang-orang semacam itu? Sementara semua orang yang digambarkan dalam lagu itu seperti mencari jalan keluar atau pelarian dari kehidupan mereka masing-masing, sang piano man adalah satu-satunya yang tidak ingin melarikan diri. Walaupun ia sendiri menolong mereka dalam pelarian hidup mereka itu. Ironis memang, bagi sang piano man, karena ia sendiri melarikan diri hanya lewat permainan pianonya. Jadi, semua orang sebenarnya sedang melarikan diri, hanya masing-masing dengan caranya sendiri.

Lirik lagu ini sungguh luar biasa dan menceritakan orang-orang biasa dengan kehidupan biasa namun menginginkan kehidupan yang lebih baik.  Sang bapak tua, John, Paul, Davy, sang businessman, sang pelayan, dan gerombolan orang-orang di hari Sabtu itu adalah orang-orang itu: orang-orang dengan masalah dalam hidup mereka. Hey, dan sang Piano Man sendiri adalah orang-orang seperti mereka, itulah mengapa dia ada di bar itu.


Musik adalah cara untuk melarikan diri dari kenyataan dan dengan menyanyikan lagu ini bukan hanya melarikan diri dari kenyataan tetapi menolong orang lain melakukan hal yang sama.
"Yes, they're sharing a drink they call loneliness. But it's better than drinkin' alone"

Saya akan sangat senang pergi ke bar itu dan mungkin duduk di samping sang bapak tua yang bercinta dengan tonic dan gin-nya sambil mendengarkan sang piano man. Duduklah bersama seorang teman baik, dan sebuah botol, sendiri mungkin merupakan sebuah penyebuhan terhadap pelarian kehidupan kita. Mungkin tak banyak menolong, namun setidaknya mengurangi beban dan tekanan pelarian kita.  Lupakanlah dunia sejenak. Dengarkanlah lagu ini dan Billy Joel akan menjadi sang piano man bagi anda.



It's nine o'clock on a Saturday
The regular crowd shuffles in
There's an old man sitting next to me
Makin' love to his tonic and gin

He says, "Son, can you play me a memory
I'm not really sure how it goes
But it's sad and it's sweet and I knew it complete
When I wore a younger man's clothes."
la la la, di da da La la, di di da da dum
Chorus:
Sing us a song, you're the piano man
Sing us a song tonight
Well, we're all in the mood for a melody
And you've got us all feelin' all right

Now John at the bar is a friend of mine
He gets me my drinks for free
And he's quick with a joke and he'll light up your smoke
But there's some place that he'd rather be
He says, "Bill, I believe this is killing me."
As his smile ran away from his face
"Well I'm sure that I could be a movie star
If I could get out of this place"

Oh, la la la, di da da
La la, di da da da dum

Now Paul is a real estate novelist
Who never had time for a wife
And he's talkin' with Davy, who's still in the Navy
And probably will be for life

And the waitress is practicing politics
As the businessman slowly gets stoned
Yes, they're sharing a drink they call loneliness
But it's better than drinkin' alone

Chorus
sing us a song you're the piano man
sing us a song tonight
well we're all in the mood for a melody
and you got us all feeling alright

It's a pretty good crowd for a Saturday
And the manager gives me a smile
'Cause he knows that it's me they've been comin' to see
To forget about their life for a while
And the piano, it sounds like a carnival
And the microphone smells like a beer
And they sit at the bar and put bread in my jar
And say, "Man, what are you doin' here?"

Oh, la la la, di da da
La la, di da da da dum

Chorus:
sing us a song you're the piano man
sing us a song tonight
well we're all in the mood for a melody
and you got us all feeling alright